Kisah Masuk Surga Karena Menolong Anjing Part 1


Nabi Saw pernah bercerita mengenai perjumpaan laki-laki dengan seekor anjing di satu lokasi tak jauh dari sumur. Cerita perjumpaan itu bermula saat tenggorokan lelaki itu benar-benar kehausan.
Lelaki ini melanjutkan berjalan walaupun dahaga menyiksanya disepanjang perjalanan, sampai laki-laki tersebut mendapati sebuah sumur kemudian terjun ke dalamnya. Air telah mengobati rasa hausnya yang seakan dirinya hampir mati. bibirnya kembali basah serta tenaganya pulih kembali.
Ketika keluar dari lubang sumur itu laki-laki ini terkejut mendapati seekor anjing yang bernasib sama dengan dirinya, kehausan. Napasnya kempas-kempis. Lidahnya menjulur-julur. “Anjing ini pasti mengalami dahaga luar biasa sebagaimana yang telah aku derita” kata si lelaki.

Laki-laki itu seakan mengetahui walaupun anjing tersebut tengah sekarat keahusan namun tak mungkin bagi binatang tersebut terjun ke sumur sebab tindakannya bisa membuat malapetaka bagi binatang itu. Laki-laki itu pun berinisiatif untuk terjun kembali ke dalam sumur serta mengisi air dengan sepatunya lalu naik kembali dengan beban kesulitan membawa air itu. Namun laki-laki itu sangat senang saat dia bisa berbagi air dengan anjing.

Apa yang kemudia terjadi pada lelaki itu?

Rasulullah berkata, “Allah berterima kasih kepadanya, mengampuni dosa-dosanya, lalu memasukkannya ke surga.”

Para sahabat kemudian bertanya, “Wahai, Rasulullah! Apakah di dalam diri binatang-binatang terkandung pahala-pahala kita?”

“Dalam setiap kesulitan mencari air terkandung pahala,” sahut Nabi.


*) Cerita ini ditulis dari situ Nu.or.id yang didasarkan pada hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim

*Pelajaran apa saja yang dapat diambil ?

1. Keharusan untuk memiliki sifat kasih sayang kepada sesama makhluk

2. Keharusan memiliki sifat Tuhan yakni berkasih sayang itu termasuk menolong binatang yang ternyata najis, haram serta mesti dijauhi. Dalam kisah ini Nabi Saw menyadarkan pada kita kalau status haram serta najis tidak otomatis berbanding lurus dengan anjuran untuk di benci, di laknat, serta dihinakan. Bukankah Rasulullah pernah berkata, “Irhamû man fil ardl yarhamkum man fis samâ’ (sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu”.

3. Laki-laki itu bisa memiliki sifat Tuhan yakni berkasih sayang setelah mendapatkan penderitaan. Seakan dia (laki-laki) itu bisa merasakan apa yang anjing itu rasakan sebab telah atau baru saja mengalaminya.


0 komentar:

Posting Komentar