Berikut ini adalah yang menghalangi kesalehan :
1. Merasa gembira dengan kebodohan, maksudnya yaitu tidak memiliki
keinginan diri, lebih jauh merasa nyaman atas ketidaktahuan pada soal soal
keagamaannya. Seperti yang telah banyak muncul di zaman sekarang yang telah
tersibukan oleh urusan dunia yang penting menurut masing masing orang itu dalam
mencapai kesuksesan dan kebahagian. Sementara untuk masalah keagamaan sudah
tidak dipikirkan, dipasrahkan saja ke para ustadz, yang bisa dihubungi kala
diperlukan.
Tidak memiliki kemauan untuk belajar kegamaan sebab dikira bahwa hal itu
sungguh sungguh akan membuang waktunya, sementara mereka telah puas pada ilmu
agama yang di dapatkannya walaupun sangatlah sedikit. Berbeda hal nya dengan
dunia yang dikejernya itu, ia tak pernah merasa puas. Memang tiada yang salah bila
orang cuma tahu sedikit dan tidak mencari lebih dan kebenaran ilmu agama yang
di dapatkannya. Namun itu semua menampilkan ketidakseriusan keislamannya
daripada keseriusannya meraih pengetahuan (yang sifatnya duniawi) maupun
kesibukannya dalam menata banyak urusan dunia. Nabi S.a.w; "Allah benci kepada orang yang pandai pada urusan dunia namun bodoh
dalam urusan akhirat".
2. Keburukan yang seterusnya yaitu berlaku Tamak dengan dunia dan Bakhil
atas lebihnya harta, hal semacam itu adalah 2 pasang yang kerap terkait seperti
2 sisi mata uang yang mana mustahil dipisahkan. Sebab siapa saja yang tamak dan
menilai kurang dengan sejumlah kepemilikian hartanya, maka dia bakal
mendapatkan kikir (bakhil) dan begitu sayang atas kelebihan (harta) yang
dipunyainya.
Nabi S.a.w sempat berkata mengenai, yaitu, yang artinya berbunyi:
"Mencintai dunia (harta, tahta, wanita, serta kesenangan duniawi lainnya)
merupakan sumber seluruh kecelakaan dan keburukan".
3. Kemudian yaitu Riya' saat mengejakan sesuatu. Ia hanya mempunyai niat
untuk meraih pujian dari manusia dalam mengerjakan segala macam amal. Penyakit
ini seperti menginginkan nilai dunia dengan amal amal untuk akhirat. Penyakit
ini oleh Nabi S.a.w digolongkan pada syirik kecil (as-syirikul asyghar) seperti
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang artinya berbunyi :
“Sesungguhnya sesuatu yang begitu saya khawatirkan mengenai dirimu adalah
syirik kecil, yaitu riya”. Disebut begitu sebab perwujudan penyakit ini begitu
halus dan tidak kentara. Terdapatnya cuma pada isi hati. Tak ketahuan di dalam
pekerjaan diri.
4. Selanjutnya keburukan lain yaitu Membanggakan diri (ujub). Yaitu menilai
diri paling sempurna daripada mereka. mesti dijauhinya perasaan ini disebabkan
pelakunya bisa jatuh pada kesombongan, dan sifat kesombongan adalah sifat Allah
yang tak boleh terdapat pada isi hati manusia, dan Allah begitu membenci mereka
yang sombong. Seperti dinyatakan di Hadits Qudsi, yang artinya berbunyi :
"Sifat sombong itu selendang-Ku, keagungan adalah busana-Ku. Barang
siapa yang merebut salah satu dari-Ku, akan Ku lempar ia ke neraka. Dan Aku
tidak peduli".