4 sifat yang menghalangi kesalehan


Berikut ini adalah yang menghalangi kesalehan :

1. Merasa gembira dengan kebodohan, maksudnya yaitu tidak memiliki keinginan diri, lebih jauh merasa nyaman atas ketidaktahuan pada soal soal keagamaannya. Seperti yang telah banyak muncul di zaman sekarang yang telah tersibukan oleh urusan dunia yang penting menurut masing masing orang itu dalam mencapai kesuksesan dan kebahagian. Sementara untuk masalah keagamaan sudah tidak dipikirkan, dipasrahkan saja ke para ustadz, yang bisa dihubungi kala diperlukan.

Tidak memiliki kemauan untuk belajar kegamaan sebab dikira bahwa hal itu sungguh sungguh akan membuang waktunya, sementara mereka telah puas pada ilmu agama yang di dapatkannya walaupun sangatlah sedikit. Berbeda hal nya dengan dunia yang dikejernya itu, ia tak pernah merasa puas. Memang tiada yang salah bila orang cuma tahu sedikit dan tidak mencari lebih dan kebenaran ilmu agama yang di dapatkannya. Namun itu semua menampilkan ketidakseriusan keislamannya daripada keseriusannya meraih pengetahuan (yang sifatnya duniawi) maupun kesibukannya dalam menata banyak urusan dunia. Nabi S.a.w; "Allah benci kepada orang yang pandai pada urusan dunia namun bodoh dalam urusan akhirat".

2. Keburukan yang seterusnya yaitu berlaku Tamak dengan dunia dan Bakhil atas lebihnya harta, hal semacam itu adalah 2 pasang yang kerap terkait seperti 2 sisi mata uang yang mana mustahil dipisahkan. Sebab siapa saja yang tamak dan menilai kurang dengan sejumlah kepemilikian hartanya, maka dia bakal mendapatkan kikir (bakhil) dan begitu sayang atas kelebihan (harta) yang dipunyainya.

Nabi S.a.w sempat berkata mengenai, yaitu, yang artinya berbunyi: "Mencintai dunia (harta, tahta, wanita, serta kesenangan duniawi lainnya) merupakan sumber seluruh kecelakaan dan keburukan".

3. Kemudian yaitu Riya' saat mengejakan sesuatu. Ia hanya mempunyai niat untuk meraih pujian dari manusia dalam mengerjakan segala macam amal. Penyakit ini seperti menginginkan nilai dunia dengan amal amal untuk akhirat. Penyakit ini oleh Nabi S.a.w digolongkan pada syirik kecil (as-syirikul asyghar) seperti diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang artinya berbunyi :

“Sesungguhnya sesuatu yang begitu saya khawatirkan mengenai dirimu adalah syirik kecil, yaitu riya”. Disebut begitu sebab perwujudan penyakit ini begitu halus dan tidak kentara. Terdapatnya cuma pada isi hati. Tak ketahuan di dalam pekerjaan diri.

4. Selanjutnya keburukan lain yaitu Membanggakan diri (ujub). Yaitu menilai diri paling sempurna daripada mereka. mesti dijauhinya perasaan ini disebabkan pelakunya bisa jatuh pada kesombongan, dan sifat kesombongan adalah sifat Allah yang tak boleh terdapat pada isi hati manusia, dan Allah begitu membenci mereka yang sombong. Seperti dinyatakan di Hadits Qudsi, yang artinya berbunyi :

"Sifat sombong itu selendang-Ku, keagungan adalah busana-Ku. Barang siapa yang merebut salah satu dari-Ku, akan Ku lempar ia ke neraka. Dan Aku tidak peduli".